Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Suku Biak adalah kelompok etnis yang berasal dari Kepulauan Biak di Teluk Cenderawasih, tepat di lepas pantai utara Pulau Papua. Masyarakat Biak memiliki beberapa sub-suku, seperti Aimando, Betew, Kafdaron, Karon, Usba, dan Wardo yang kebanyakan telah bermigrasi dan menetap di Kepulauan Raja Ampat sejak abad ke-15.[3
Etimologi
Penamaan Biak sendiri diawali zaman pemerintahan kolonial Belanda pada abad ke-17, orang Belanda memberi nama kepulauan Biak-Numfor dengan sebutan Schouten Eilanden. Ada juga yang menyebutnya Numfor, Mafor, Wiak, atau Vyak. Fonem [w] pada kata "wiak" sebenarnya berasal dari fonem [v] yang kemudian berubah menjadi [b] sehingga muncul kata "Biak", sedangkan kata Biak-Numfor, dengan tanda garis mendatar penghubung dua kata itu, dipakai secara resmi untuk menamakan daerah dan penduduk yang mendiami pulau-pulau yang terletak di sebelah utara Teluk Cenderawasih.
Keterangan cerita lisan rakyat berupa mite, menceritakan bahwa nama Biak berasal dari warga klan Burdam yang meninggalkan Pulau Biak akibat pertengkaran mereka dengan warga klan Mandowen. Menurut cerita itu, warga klan Burdam memutuskan berangkat meninggalkan Pulau Warmambo (nama asli Pulau Biak) untuk menetap di suatu tempat yang letaknya jauh sehingga Pulau Warmambo hilang dari pandangan mata. Ketika mereka berangkat meninggalkan pulau sesekali menoleh ke belakang mereka melihat Pulau Warmambo masih tampak di atas permukaan laut. Kondisi ini menyebabkan mereka berkata, "v'iak wer" atau "v'iak", artinya 'ia muncul lagi'. Kata "v'iak" inilah yang kemudian dipakai oleh mereka yang pergi untuk menamakan Pulau Warmambo.
Sedangkan nama Numfor berasal dari nama pulau dan golongan penduduk asli Pulau Numfor. Penggabungan nama Biak dan Numfor menjadi satu nama dan pemakaiannya secara resmi terjadi pada saat terbentuknya lembaga dewan daerah di kepulauan Schouten yang diberi nama Dewan daerah Biak-Numforpada tahun 1959.[4]
Asal usul
Tradisi
Wor
Iyakyaker
Kebudayaan
Makanan tradisional
Makanan tradisional sekaligus makanan pokok masyarakat suku Biak adalah pokem atau otong yang lebih populer dengan nama 'gandum Papua'. Pokem adalah terigu dari tumbuhan (tanaman) kelas Monocontiledonae, famili Gramineae, genus Sorghum, spesies Sorghum rumbrawer (L) mirip dengan gandum (Avena sativa). Tanaman ini merupakan asli dan dibudidayakan oleh suku bangsa Biak sebagai makanan pokok di Pulau Numfor. Bentuknya seperti padi namun batangnya lebih kecil. Umur tanaman ini 90 hari, pokem bisa dipanen setiap tiga bulan. Jadi dalam satu tahun bisa menghasilkan empat kali panen. Bagi masyarakat suku Biak, ada lima jenis tanaman pokem yang terdiri dari pertama pokem resyek atau pokem coklat, kedua pokem verik atau pokem merah, ketiga pokem vepyoper atau pokem putih dan keempat pokem vepaisem atau pokem hitam, dan kelima pokem venanyar atau pokem kuning.[8]
Proses pengolahan pokem dengan cara melepaskan bulir pokem dari tangkai, bulirnya ditumbuk agar lepas dari kulitnya, mirip dengan proses padi menjadi beras, kemudian diayak agar terpisah buliran dan kulit pokem. Pokem kemudian ditumbuk lagi hingga halus, dan siap untuk dimasak. Proses memasaknya sendiri dengan merebus tepung pokem dengan air kemudian ditambahkan santan kental agar gurih, diaduk hingga kental kemudian ditambahkan gula pasir dan susu, diaduk hingga warna kekuningan dan kemudian siap disajikan.[9]
Kuburan tua Padwa
Tokoh terkenal
Politisi/negarawan
- Frans Kaisiepo, Gubernur Irian Barat masa jabatan 1964–1973 dan Pahlawan Nasional Indonesia
- Manuel Kaisiepo, Menteri Negara Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia pada masa Presiden Abdurrahman Wahid dan Megawati Sukarnoputri (masa jabatan 2000–2004)
- Hulda Ida Imbir, DPRP Papua 80-2020
- Gracia Billy Mambrasar, Staf Khusus untuk Presiden Joko Widodo (2019–sekarang)
- Yusuf Melianus Maryen, Bupati Biak Numfor masa jabatan 2004–2014
- Fredrik Menufandu, Bupati Supiori masa jabatan 2011–2014
- Herry Ario Naap, Bupati Biak Numfor masa jabatan 2019–sekarang
- Mamberob Rumakiek, anggota Dewan Perwakilan Daerah RI dapil Papua Barat masa jabatan 2019–sekarang
- Rosaline Rumaseuw, Wakil Sekretaris Jenderal DPP PAN dan politisi dari Timika, Papua Tengah
Militer[sunting | sunting sumber]
- Herman Asaribab, Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat
- Johannes Abraham Dimara, Pahlawan Nasional Indonesia
- Dick Henk Wabiser, perwira tinggi TNI Angkatan Laut
- Habel Lodewyk Rumaseuw, perwira tinggi Kopassus TNI Angkatan Darat
- Corinus Marselus Koreri Krey, Pejuang Kemerdekaan Indonesia
- Lukas Rumkorem, Pejuang kemerdekaan Indonesia, pendiri PIM (Partai/Perserikatan Indonesia Merdeka), pendiri TTT (Tentara Tjadangan Tjendrawasih)
- Petrus Korwa, Pejuang pembebasan Irian Barat, mantan tahanan Diguli
- Hanoch Rumbrar, Pejuang pembebasan Irian Barat, mantan tahanan Diguli
- Gerardus Imbir, Pejuang pembebasan irian Barat di pulau Biak dan Supiori.
Agamawan[sunting | sunting sumber]
- Petrus Kafiar, pemuka agama Kristen
- Angganeta Menufandu, pemimpin Gerakan Koreri
- Filep Jacob Spenyel (FJS) Rumainum, Ketua Sinode Gereja Kristen Injili di Tanah Papua
- Hans Wanma, pendeta dan penulis
Aktivis[sunting | sunting sumber]
- Marthen Abrauw, kepala adat marga Abrauw dari Biak Utara yang menyuarakan kekhawatiran tentang pembangunan Bandar Antariksa Biak
- Viktor Kaisiepo, aktivis kemerdekaan West Papua
- Fred C. Mambrasar, aktivis kemerdekaan West Papua
- Seth Jafet Rumkorem, aktivis kemerdekaan West Papua
- Raki Ap, aktivis kemerdekaan West Papua dan anak dari Arnold Clemens Ap
Pendidikan & keilmuan[sunting | sunting sumber]
- Andi Imannuel Rumbrar, guru di Sekolah Lentera Harapan (SLH) di pedalaman Mokndoma, Kabupaten Puncak Jaya, Papua Pegunungan
- Albert Rumbekwan, dosen Universitas Cendrawasih, mantan Ketua Komnas HAM Perwakilan Papua dan Ketua Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Supiori
- J. R. Mansoben, akademisi LIPI dari Universitas Cendrawasih
- Hans Wospakrik, dosen Institut Teknologi Bandung
- Marianette Octovina Wospakrik, peneliti fisika Fermilab di Batavia, Illinois, Amerika Serikat
- Suriel Mofu, Rektor Universitas Papua masa jabatan 2012–2016
- Frans Rumbrawer, peneliti bahasa di Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI
Budayawan/seniman[sunting | sunting sumber]
- Arnold Clemens Ap, antropolog dan anggota grup musik Mambesak
- Mambri Awom, penyanyi
- Albert Fakdawer, aktor dan penyanyi
- Denis Koibur, budayawan, kapten kapal wairon perwakilan Suku Biak yang mengikuti Festival Kano dan Kundu di Papua New Guinea pada tahun 2018
- Dorkas Waroy
- Welem Meosido, penyanyi lagu berbahasa Biak
- Micha Ronsumbre, budayawan dan mantan Ketua Dewan Kesenian Biak
- Yosina Rumayauw, penyanyi Indonesia-Belanda
- Frans Sisir (nama asli Frans Rumbino), penyanyi dan peserta Asia's Got Talent 2019
- Theo Rumansara, sutradara film pendek
- Ferdinand Marisan, Seniman musik Tradisional Papua dan juga aktivis HAM(Hak asasi manusia) Papua
Olahragawan[sunting | sunting sumber]
- Panus Korwa, pesepakbola
- Nitya Krishanda Maheswari, pemain bulutangkis dan anak dari Panus Korwa
- Pieter Rumaropen, pesepakbola
- David Rumakiek, pesepakbola
- Ramai Rumakiek, pesepakbola
- Lisa Rumbewas, atlet angkat besi
- Anthon Ronsumbre, atlet angkat besi
- Lukas Rumkabu, pesepakbola
- Simon Rumkabu, petinju
- Jeam Kelly Sroyer, pesepakbola
- Ruben Sanadi, pesepakbola
Referensi[sunting | sunting sumber]
- ^ Aris Ananta, Evi Nurvidya Arifin, M Sairi Hasbullah, Nur Budi Handayani, Agus Pramono (14 Juli 2015). "Demography of Indonesia's Ethnicity (Table 4.38 The 145 Ethnic Groups: Indonesia, 2010)". Institute of Southeast Asian Studies. Diakses tanggal 29 Agustus 2022.
- ^ "Umat Muslim Suku Biak Sorong Raya Gelar Halal Bi Halal, Ini Pesan Ustadz Idwar". www.orideknews.com. Diakses tanggal 3 Juli 2023.
- ^ Ronsumbre, Adolof (2020). Ensiklopedia Suku Bangsa di Provinsi Papua Barat (PDF). Yogyakarta: Penerbit Kepel Press. hlm. 31. ISBN 978-602-356-318-0.
- ^ https://papua.go.id/view-detail-kabupaten-277/sejarah-singkat.html
- ^ https://historia.id/kultur/articles/suku-biak-suku-vikingnya-papua-PMLzX
- ^ https://budaya-indonesia.org/ARAREM
- ^ https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbpapua/tradisi-iyakyaker-suku-biak-numfor/
- ^ https://budaya-indonesia.org/Pokem-Gandum/
- ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-09-14. Diakses tanggal 2019-04-10.
- ^ "Pekuburan Tua Padwa » Perpustakaan Digital Budaya Indonesia". budaya-indonesia.org. Diakses tanggal 2019-04-08.
- ^ Aris Ananta, Evi Nurvidya Arifin, M Sairi Hasbullah, Nur Budi Handayani, Agus Pramono (14 Juli 2015). "Demography of Indonesia's Ethnicity (Table 4.38 The 145 Ethnic Groups: Indonesia, 2010)". Institute of Southeast Asian Studies. Diakses tanggal 29 Agustus 2022.
- ^ "Umat Muslim Suku Biak Sorong Raya Gelar Halal Bi Halal, Ini Pesan Ustadz Idwar". www.orideknews.com. Diakses tanggal 3 Juli 2023.
- ^ Ronsumbre, Adolof (2020). Ensiklopedia Suku Bangsa di Provinsi Papua Barat (PDF). Yogyakarta: Penerbit Kepel Press. hlm. 31. ISBN 978-602-356-318-0.
- ^ https://papua.go.id/view-detail-kabupaten-277/sejarah-singkat.html
- ^ https://historia.id/kultur/articles/suku-biak-suku-vikingnya-papua-PMLzX
- ^ https://budaya-indonesia.org/ARAREM
- ^ https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbpapua/tradisi-iyakyaker-suku-biak-numfor/
- ^ https://budaya-indonesia.org/Pokem-Gandum/
- ^ "Salinan arsip" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2022-09-14. Diakses tanggal 2019-04-10.
- ^ "Pekuburan Tua Padwa » Perpustakaan Digital Budaya Indonesia". budaya-indonesia.org. Diakses tanggal 2019-04-08.


0 komentar:
Posting Komentar